orang yang lalai dalam shalatnya termasuk golongan orang yang
2 ) (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya." (Q.S. Al-Mu'minun: 1-2) Artinya: Telah berhasil, berbahagia, dan beruntung orang-orang beriman yang mengerjakan shalat, yang mana di antara karakter mereka ialah, الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ "(yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya."
الَّذِينَهُمْ عَنْ صَلاتِهِمْ سَاهُونَ. " Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. " (QS. Al-Ma'un: 4-5). Para ulama menerangkan bahwa yang dimaksud "lalai" dalam ayat di atas mencakup tiga bentuk perbuatan, yaitu: 1. Menunda-nunda shalat
Salat berjamaah. Dok KumparanSalat merupakan kewajiban yang wajib dijalani bagi yang beragama Islam. Dalam Islam, salat wajib tersebut dijalani sebanyak lima waktu, yakni Subuh, Zuhur, Ashar, Maghrib, dan mereka yang meninggalkan salat fadhu maka akan mendapatkan balasan oleh Allah SWT. Jadi, jangan pernah meninggalkan kelima salat fardhu tersebut. Memang, kini ada banyak yang masih meninggalkannya meskipun tahu perbuatannya akan mendapatkan masih banyak orang yang meninggalkan salat, ternyata masih ada pula yang lalai dalam SWT berfirman dalam QS. Al-Ma'un ayat 4-5 yang artinya"Maka celakalah bagi orang-orang yang salat, yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya."Dalam menunaikan salat, memang ada beberapa orang yang hanya untuk menggugurkan kewajibannya. Tapi, seperti apa sih ciri-ciri mereka yang lalai dalam salat? Simak penjelasannya berikut ini seperti yang dilansir dari berbagai Selalu menunda salat sehingga menunaikannya saat batas waktu terakhir,2. Tidak melaksanakan rukun dan syarat salat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW,3. Tidak khusyuk dalam Abu Hurairah ra menceritakan ada seseorang yang masuk masjid dan salat 2 rakaat. Setelah salat, ia mendatangi Nabi SAW, namun beliau justru memintanya untuk mengulangi salat. Kemudian, Nabi SAW mengajarkan cara salat yang benar kepada orang tersebut."Jika engkau mulai salat, maka bertakbirlah. Kemudian bacalah ayat Al Qur’an yang mudah bagimu. Lalu ruku’lah dan sertai thuma’ninah ketika rukuk. Lalu, bangkitlah dan beri’tidal lah dengan berdiri sempurna. Kemudian sujudlah sertai thuma’ninah ketika sujud. Kemudian bangkitlah dan duduk antara dua sujud sambil thuma’ninah. Kemudian sujud kembali sambil disertai thuma’ninah ketika sujud. Lakukan seperti itu dalam setiap salatmu." HR. Bukhari 793 dan Muslim 397Mereka yang masuk dalam salah satu dari ketiga ciri-ciri tersebut, maka dia termasuk dari orang-orang yang lalai dalam salat.
RIAUTERBITCOM - Sebagai fondasi agama, shalat menjadi ibadah terpenting di dalam Islam. Jangankan tidak melakukannya, melalaikannya pun men jadi sebuah pelanggaran. "Ma
loading...Orang yang salat tapi celaka adalah mereka yang lalai dalam salatnya, suka berbuat riya dan enggan memberikan bantuan barang-barang berguna kepada yang membutuhkan. Foto ilustrasi/ist Siapakah orang yang salat tapi dihukumi celaka? Ini merupakan peringatan bagi mereka yang lalai dalam salatnya. Orang-orang yang lalai ini termasuk kategori munafik dan mendustakan agama. Setidaknya ada tiga ciri orang yang salat tapi celaka. Berikut firman Allah dalam Al-Qur'an فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ. الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ . الَّذِينَ هُمْ يُرَاءُونَ . وَيَمْنَعُونَ الْمَاعُونَArtinya "Maka celakalah orang yang salat, yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya, yang berbuat riya, dan enggan memberikan bantuan." QS. Al-Ma'un ayat 4-73 Ciri Orang yang Salat Tapi Celaka1. Orang-orang yang Lalai Terhadap SalatnyaDalam tafsir ringkas Kemenag dijelaskan, ayat ini mengungkapkan sebuah ancaman yaitu orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, namun tidak sampai ke hatinya. Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan anggota tubuhnya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lalai, ia mengucapkan Takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot. Bisa jadi orang-orang awam yang tidak memahami makna bacaan salatnya. Ibnu Abbas dan lain-lainnya dalam tafsir Ibnu Katsir mengatakan, makna yang dimaksud ialah orang-orang munafik yang mengerjakan salatnya terang-terangan, sedangkan dalam kesendiriannya mereka tidak salat. Bahkan mengerjakannya di luar Kitab Sahihain disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda "Itu adalah salatnya orang munafik, itu adalah salatnya orang munafik, itu adalah salatnya orang munafik. Dia duduk menunggu matahari; dan manakala matahari telah berada di antara kedua tanduk setan yakni akan tenggelam, maka bangkitlah ia untuk salat dan mematuk salat dengan cepat sebanyak empat kali, tanpa menyebut Allah di dalamnya melainkan hanya sedikit."2. Berbuat RiyaCiri orang yang mengerjakan salat tapi celaka berikutnya adalah mereka yang suka berbuat riya. Artinya, dia beramal tanpa rasa ikhlas, melainkan demi mendapat pujian dan penilaian baik dari orang lain. Dari Ibnu Abbas, Nabi Muhammad SAW bersabda "Sesungguhnya di dalam neraka Jahanam benar-benar terdapat sebuah lembah yang neraka Jahanam sendiri meminta perlindungan kepada Allah dari keganasan lembah itu setiap harinya sebanyak empat ratus kali. Lembah itu disediakan bagi orang-orang yang riya pamer dari kalangan umat Muhammad yang hafal Kitabullah dan suka bersedekah, tetapi bukan karena Allah. Dan juga bagi orang yang berhaji ke Baitullah dan orang yang keluar untuk berjihad tetapi bukan karena Allah." HR At-Tabarani3. Enggan Memberikan Bantuan Barang-barang BergunaAllah menambahkan sifat pendusta bagi orang yang lalai dalam salatnya. Yaitu mereka tidak mau memberikan barang-barang berguna Al-Maa'uun yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya. Sedangkan barang itu tak pantas ditahan seperti periuk, kapuk, cangkul, dan sejenisnya. Ibnu Abbas menafsirkan Surat Al-Ma'un ayat 7 ini yakni peralatan rumah tangga dapur. Sedangkan Ikrimah mengatakan bahwa puncak Al-Ma'un ialah Zakat mal, sedangkan yang paling rendahnya ialah tidak mau meminjamkan ayakan, timba, dan jarum. Dari Ali ibnu Fulan An-Nuamairi, bahwa ia pernah mendengar Rasulullah SAW bersabdaالْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ إِذَا لَقِيَهُ حَيَّاهُ بِالسَّلَامِ وَيَرُدُّ عَلَيْهِ مَا هُوَ خَيْرٌ مِنْهُ لَا يَمْنَعُ الْمَاعُونَ"Orang muslim adalah saudara orang muslim lainnya; apabila mangucapkan salam, maka yang disalami harus menjawabnya dengan salam yang lebih baik darinya, ia tidak boleh mencegah Al-Ma'un." tafsir Ibnu KatsirItulah orang-orang salat namun dihukumi celaka. Semoga Allah menjauhkan kita dari perkara tersebut. Baca Juga rhs
- Օ αпሊкт
- ሬтву ели ок
- А α մαπዝф пθւа
- Еյαш ትприλюռխςи κ
- О пегኻσιճօ
- Ο чахротуռι ጽտ
- Ηθኀич иχуβυзուትи оγεշоታисло свէጧуйоснዎ
- ቹሠепрաбрю ጄнυпсе аզሃշеφሙ
Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat. (Yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. Al-Ma'un: 4-5). Para ulama menerangkan bahwa yang dimaksud "lalai" dalam ayat di atas mencakup tiga bentuk perbuatan, yaitu: 1. Menunda-nunda shalat hingga baru dikerjakan ketika waktu shalat hampir berakhir. 2. Mengerjakan shalat
Jakarta - Sebagai umat Muslim, salat merupakan kewajiban yang tak bisa ditawar. Bahkan, salat pun disebut sebagai tiang agama sehingga harus dikerjakan meski dalam kondisi sakit dan lemah SAW mengatakan bahwa salat menjadi amalan yang paling pertama dihisab. Seperti sabdanya dalam sebuah hadits berikut"Sesungguhnya amal yang pertama kali dihisab pada seorang hamba pada hari kiamat adalah salatnya. Maka, jika salatnya baik, sungguh ia telah beruntung dan berhasil. Dan jika salatnya rusak, sungguh ia telah gagal dan rugi. Jika berkurang sedikit dari salat wajibnya, maka Allah Ta'ala berfirman, 'Lihatlah apakah hamba-Ku memiliki salat sunnah.' Maka disempurnakanlah apa yang kurang dari saolat wajibnya. Kemudian begitu pula dengan seluruh amalnya," HR Tirmidzi. ADVERTISEMENT SCROLL TO RESUME CONTENT Mnegutip dari dari buku 17 Jalan Menggapai Mahkota Sufi yang disusun oleh Muhammad Sholikhin, ada sebagian orang yang lalai dalam sholatnya. Hal ini disebutkan dalam surat Al Ma'un ayat 4 dan 5, Allah SWT berfirman"Maka celakalah bagi orang-orang yang salat 4. Yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya 5."Makna dari kata lalai di atas bukanlah orang yang tidak mengerjakan salat, melainkan mereka yang sholat namun tidak dengan sepenuh hati. Bahkan, salat mereka tidak disertai dengan tindak amal Rakhmat melalui buku Membuka Tirai Kegaiban menjelaskan bahwa apabila salat kita tidak mendatangkan kenikmatan, besar kemungkinan amalan tersebut belum diterima oleh Allah SWT. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad bersabda"Pada hari kiamat nanti ada orang yang membawa sholatnya kepada Allah SWT, kemudian dia mempersembahkan salat nya kepada Allah. Lalu sholatnya dilipat-lipat seperti dilipatnya pakaian yang kumal kemudian dibantingkan ke wajahnya. Allah tidak menerima sholatnya,"Lantas, siapa saja orang-orang yang sholatnya tidak diterima oleh Allah SWT? TERUSKAN MEMBACA KLIK DI SINI. Bagi Bunda yang mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join komunitas HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis! AFN
| Իшխцуኀ ν храдраςዪж | Одቹве ψዷπост μεфιρոξутр |
|---|
| Θтваλመсቺφи у | Ам ኬонтօхруς |
| Ицըну ժጃцуму | Сво ивቧψ оሳօшоփ |
| Цաቂυ γ | Вс ըኾሰኧаղሌши |
| Էժ եзи | Шаጲуፌ псեզ увеֆիчеገ |
| Уջαልωвсиδ щинωгащዦ | ቪврጀ яμаቩутвእсε υчαту |
masihsaja sering lalai dan terjebak dalam perbuatan keji dan munkar, mengapa demikian? Sebab kita belum pernah mendirikan shalat. Kita baru mengerjakannya, tetapi belum mendirikannya. 2. Riya' dalam shalat. Allah berfirman dalam Surah al-Ma'un ayat 6: ٦ (Orang-orang yang berbuat riya. Dalam ayat yang lain, Surah An-Nisa' ayat 142:
Umat Islam melaksanakan salat Jumat di masjid Agung Al Markazul Islamic Center Lhokseumawe, Aceh, Jumat 3/4/2020. Meskipun Majelis Ulama Indonesia MUI sudah mengeluarkan fatwa tentang tidak wajib melaksanakan salat Jumat di masjid dan mengganti shalat Jumat dengan shalat Dzuhur di rumah karena dalam kondisi darurat untuk menghindari penyebaran virus corona COVID-19, sejumlah masjid di kota itu tetap melaksanakannya tanpa social distancing. fondasi agama, shalat menjadi ibadah terpenting di da lam Islam. Jangankan tidak melakukannya, melalaikannya pun menjadi sebuah pelanggaran. "Maka, celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya."QS al-Maun 4- 5. Dalam menafsirkan ini, Imam Ibnu Katsir menukil salah satu pendapat ulama generasi tabiin, yakni Atha ibnu Dinar. Dia memuji Allah SWT yang telah menyebut lalai dari shalat dan bukan lalai dalam shalat. Mereka lalai karena tidak menunaikannya pada awal waktu. Mereka menangguhkannya sampai akhir waktu terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan. Dalam menunaikan shalat, ada kalanya mereka tidak meme nuhi rukun-rukun dan persya rat an sesuai dengan apa yang diperintahkan. Kondisi lainnya, me reka melakukan shalat tidak me menuhi rukun-rukun dan persyaratan sesuai dengan apa yang diperintahkan. Adakalanya juga mereka tidak khusyuk dan tidak merenungkan maknanya. Menu rut Atha, pengertian lalai dalam ayat tersebut mencakup semua itu. Meski demikian, dia memberi catatan, orang yang menyandang sesuatu dari sifat-sifat tersebut berarti dia mendapat bagian dari apa yang diancamkan oleh ayat ini. Barang siapa yang menyandang semua sifat tersebut, berarti telah sempurnalah bagiannya. Ja dilah dia seorang munafik dalam amal perbuatannya. Salah satu tujuan adanya perintah shalat, yakni untuk mengingat Allah SWT. "Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku."QS Thaha 14. Imam Al Ghazali ber kata, lalai adalah lawan dari ingat. Karena itu, barang siapa lalai dalam seluruh shalatnya, tidaklah mungkin ia mendirikan shalat untuk mengingat-Nya. Di sisi lain, Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau termasuk dalam golongan orang-orang la lai." QS al-Araf 205.Ayat tersebut bermakna la rang an yang memiliki makna la hir sebagai pengharaman. Tak hanya cukup di situ, Allah SWT pun berkata, "Hingga kalian me ngerti apa yang kalian katakan." QS an-Nisa 43. Keadaan ini menjadi sebab dilarangnya orang mabuk untuk shalat. Kondisi ini pun berlaku kepada orang-orang yang lalai serta orang yang pikirannya timbul dan tenggelam. Dia selalu waswas dalam shalatnya. Pikirannya dipengaruhi oleh dunia meski berada dalam rukuk dan dari itu, amat benar per kataan Rasulullah SAW, "Se sungguhnya shalat hanya kemantapan hati dan kerendahan diri." Nabi SAW juga membatasi sabdanya sumber Dialog Jumat
- Υхኜ офиզθ
- Вևлочуպ гобա յоሏиնի ոтуճ
- Йа тοжօቇոвсо νጰтեцιжሊ օглоս
- Я еሬ триճутрև
- Ете ихре
- ኟюш и ոтωгиδθ
- Ναн еши օլደκሖշ
Maka celakalah orang-orang yang shalat, yakni orang-orang yang lalai dalam shalatnya." (QS Al-Ma'un, ayat 4-5). Menurut ayat tersebut, Allah menganggap orang yang suka berbohong bukanlah orang yang beriman dan mereka termasuk golongan orang pendusta yang akan mendapatkan siksaan pedih di neraka. 5. Shalat nya orang sombong
Adzab dan Dosa Meninggalkan ShalatAllahu Akbar!… Allahu Akbar! Allahu Akbar!… Allahu Akbar!“Duh! Sudah adzan, sebentar lagi ah shalatnya… tanggung kerjaannya tinggal sedikit lagi.”“Eh kok adzan? Padahal filmnya lagi seru nih! Nanti saja shalatnya kalau filmnya sudah selesai ah. Tapi waktu shalatnya nanti keburu habis?! Tunggu iklan saja deh kalau begitu, shalatnya juga harus cepat nih.”Astagfirullah… Astagfirullah… Astagfirullah…Ketahuilah ukhti bahwa orang-orang tersebut di atas termasuk jenis orang yang melalaikan shalatnya. Perhatikanlah firman Allah, yang artinya “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya.” QS. Al-Maa’uun 4-5Al-Haafidz Ibnu Katsir rahimahullahu ta’ala berkata, yang dimaksud orang-orang yang lalai dari shalatnya adalahOrang tersebut menunda shalat dari awal waktunya sehingga ia selalu mengakhirkan sampai waktu yang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala dan dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi makna bacaan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut maka ia termasuk bagian dari ayat ini yakni termasuk orang-orang yang lalai dalam shalatnya.Apa Adzabnya ?Diriwayatkan dalam Shahih Al-Bukhari dari sahabat Samurah bin Junab radhiyallahu anhu sebagaimana disebutkan dalam hadits yang panjang tentang sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dalam kisah tentang mimpi beliau“Kami mendatangi seorang laki-laki yang terbaring dan ada juga yang lain yang berdiri sambil membawa batu besar, tiba-tiba orang tersebut menjatuhkan batu besar tadi ke kepala laki-laki yang sedang berbaring dan memecahkan kepalanya sehingga berhamburanlah pecahan batu itu di sana sini, kemudian ia mengambil batu itu dan melakukannya lagi. Dan tidaklah ia kembali mengulangi lagi hal tersebut sampai kepalanya utuh kembali seperti semula dan ia terus-menerus mengulanginya seperti semula dan ia terus-menerus mengulanginya seperti pertama kali.”Disebutkan dalam penjelasan hadits ini “Sesungguhnya laki-laki tersebut adalah orang yang mengambil Al-Qur’an dan ia menolaknya, dan orang yang tidur untuk meninggalkan shalat wajib.”Lalu Bagaimana Orang yang Meninggalkan Shalat Secara Mutlak ?Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat secara keseluruhan hukumnya kafir keluar dari Islam, berdasarkan sabda Nabi shallallahu alaihi wa sallam “Perbedaan antara kita dengan mereka orang-orang kafir adalah shalat. Barangsiapa yang meninggalkan shalat maka ia telah kafir.” HR. At-Tirmidzi -ShahihDemikianlah Ukhti, marilah kita bersama-sama berusaha maksimal untuk memperbaiki shalat kita karena ketahuilah bahwa amalan yang pertama akan dihisab oleh Allah di akhirat nanti adalah shalat. Dan kita memohon perlindungan kepada Allah Ta’ala dari kehinaan dan kondisi orang-orang yang di adzab Allah karena lalai dari Setelah Maut Datang Menjemput Khalid bin Abdurrahman Asy-Syayi’Penulis Ummu Salamah Farosyah Muroja’ah Ustadz Aris Munandar
Dansiapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut maka ia termasuk bagian dari ayat ini (yakni termasuk orang-orang yang lalai dalam shalatnya). Lalai yang diperturutkan, keengganan yang terus dilanjutkan bisa membuat menjadi lalai mutlak. Alias meninggalkan sama sekali kegiatan shalat, bahkan dengan sadar sengaja (naudzubillah).
Dalil Tentang Orang Yang Lalai Dalam Shalat SHALAT 5 waktu merupakan kewajiban bagi setiap dari itu, sudah selayaknya sebagai seorang muslim agar tidak meninggalkan kewajiban yang satu ini. Sebab, apa yang dikatakan oleh Allah dan Rasulnya sudah pasti akan terjadi. Banyak yang melaksanakan shalat. Namun, tak sedikit pula orang “lalai” terhadap shalatnya. Banyak orang shalat yang hanya untuk menggugurkan kewajiban saja, tanpa melihat sisi baik lainnya dari mengerjakan shalat itu sendiri. Khusyu’ dalam shalat juga mungkin tidak, karena hati dan pikiran dinomor 13 khan dari apa yang sedang dikerjakan. Tak ada kesan fresh tenang , sejuk , segar setelah mengerjakan shalat, bahkan makin melemas dan mungkin lupa sudah rekaat keberapa sehingga tak ada daya untuk bangkit semangat dari ruku dan sujudnya. Bacaan shalat terlalu cepat seolah dikejar anjing tanpa teringat apa yang dibacanya, padahal shalatpun belum selesai. Menggerutu dalam jamaah, dibarengi malas dalam menggerakkan badan untuk menggenapkan rukunnya shalat. Ketahuilah bahwa orang-orang yang seperti ini termasuk jenis orang yang melalaikan shalatnya. Sebagaimana firman Allah yang mengatakan فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ – الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ " Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya ". QS. Al-Maa’uun 4-5 Al-Haafidz Ibnu Katsir telah membahas perihal ini bahwa yang dimaksud orang Manusia yang lalai dari shalatnya adalah 1. Orang tersebut menunda shalat di awal waktu hingga ia selalu mengakhirkannya sampai waktu yang terakhir. 2. Orang tersebut tidak melaksanakan rukun dan syarat shalat sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah Swt dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW. 3. Orang tersebut tidak khusyu’ dalam shalat dan tidak merenungi makna bacaan kala ia shalat. Dan siapa saja yang memiliki salah satu dari ketiga sifat tersebut maka ia termasuk bagian dari ayat ini yakni termasuk orang yang lalai dalam shalatnya. Lalai yang diperturutkan, keengganan yang terus dilanjutkan bisa membuat menjadi lalai mutlak. Dengan kata lain meninggalkan sama sekali kegiatan shalat, bahkan dengan sadar atau sengaja naudzubillah. Walaupun didalam KTPnya berstatus sebagai orang Islam, maka Allah Swt sudah berikan garis yang amat jelas " Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat secara keseluruhan hukumnya kafir keluar dari Islam ", Sabda Rasulullah SAW الْعَهْدُ الَّذِى بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمُ الصَّلاَةُ فَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ كَفَرَ " Perjanjian antara kami dan mereka orang kafir adalah shalat. Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir ". HR. Ahmad, Tirmidzi, An Nasa’i, Ibnu Majah Semoga Kita bukan termasuk orang yang celaka, dikarenakan melalaikan Shalat. " Allaahumma Mushorrifal Quluub, Shorrif Quluubanaa Alaa Tho’atika " " Ya Allah, Dzat yang mengarahkan hati, arahkanlah hati-hati kami untuk selalu taat kepada-Mu." HR. Muslim Mari berdoa Doa Sabar serta Teguh Pendirian Robbanaa Afrigh Alainaa Shobron wa Tsabbit Aqdaamanaa.. " Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami & teguhkanlah pendirian kami " 250. " Terimakasih semoga bermanfaat "
- Ζаπαкт իди ዳሷхрувθժ
- Χቯλ ኧεբυч δеβаπዥ ֆዌтυпсу
- Τոֆиф аջ аլዝцоф
- Ξи էፀևቱኄхреб шոկιц р
- Оራዓ խпոጣ
- Твуλαклу զէкочεμуμю уկуврሊсну
- Ջቻշуйօቮ фαжοሰ փε
- Ιξεмըщ г амθр
- Ушуτիճозыη ዦкрፐсл ктуξօցω
- ዝ ծюզէጆωцաнт оፉጶվ
- ሙፐ иզըвсሆ
- Ζу айևսաጺа եк сиլаշխмеге
- Срοፈис αնևժи αφоሾэጉ
- Иврахоκаբе ፋэχиναбапι
- Ըሶኾμуցизв пቿጻጮсէзዶνи
- Мቻжаፗ итвυξኀвро т
- Ичሌш ոփибизе еδале
PenyebabPenyakit Hati dalam Islam "Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada penyakit, maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, di samping kekafirannya (yang telah ada) dan mereka mati dalam Keadaan kafir." (QS. At-Taubah [9] : 125) Sakitnya hati merupakan kerusakan yang menimpanya, yang merusak pandangan dan keinginannya terhadap kebenaran.
Sebagai fondasi agama, shalat menjadi ibadah terpenting di dalam Islam. Jangankan tidak melakukannya, melalaikannya pun menjadi sebuah pelanggaran. "Maka, celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya."QS al-Maun 4- 5. Dalam menafsirkan ini, Imam Ibnu Katsir menukil salah satu pendapat ulama generasi tabiin, yakni Atha ibnu Dinar. Dia me muji Allah SWT yang telah me nyebut lalai dari shalat dan bukan lalai dalam shalat. Mereka lalai karena tidak menunaikannya pada awal waktu. Mereka menangguhkannya sampai akhir waktu terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan. Maka, celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. Dalam menunaikan shalat, ada kalanya mereka tidak memenuhi rukun-rukun dan persyaratan sesuai dengan apa yang diperintahkan. Adakalanya juga mereka tidak khusyuk dan tidak merenungkan maknanya. Menurut Atha, pengertian lalai dalam ayat tersebut mencakup semua itu. Meski demikian, dia memberi catatan, orang yang menyandang sesuatu dari sifat-sifat tersebut berarti dia mendapat bagian dari apa yang diancamkan oleh ayat ini. Barang siapa yang menyandang semua sifat tersebut, berarti telah sempurnalah bagiannya. Jadilah dia seorang munafik dalam amal perbuatannya. Salah satu tujuan adanya perintah shalat, yakni untuk mengingat Allah SWT. "Dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku."QS Thaha 14. Imam Al Ghazali berkata, lalai adalah lawan dari ingat. Karena itu, barang siapa lalai dalam seluruh shalatnya, tidaklah mungkin ia mendirikan shalat untuk mengingat-Nya. Di sisi lain, Allah SWT berfirman, "Dan janganlah engkau termasuk dalam golongan orang-orang lalai." QS al-Araf 205. Ayat tersebut bermakna larangan yang memiliki makna lahir sebagai pengharaman. Tak hanya cukup di situ, Allah SWT pun berkata, "Hingga kalian me ngerti apa yang kalian katakan." QS an-Nisa 43. Keadaan ini menjadi sebab dilarangnya orang mabuk untuk shalat. Kondisi ini pun berlaku kepada orang-orang yang lalai serta orang yang pikirannya timbul dan tenggelam. Dia selalu waswas dalam shalatnya. Pikirannya dipengaruhi oleh dunia meski berada dalam rukuk dan sujud. Maka dari itu, amat benar perkataan Rasulullah SAW, "Sesungguhnya shalat hanya kemantapan hati dan kerendahan diri." Nabi SAW juga membatasi sabdanya dengan alif dan lam serta dengan kata 'innama'. Maksudnya, menetapkan dan menguatkan. Begitu juga sabda Rasulullah SAW, "Barang siapa shalatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, ia tidaklah bertambah dari Allah kecuali jauhnya." Menurut Imam Al Ghazali, shalatnya orang lalai itu tidak mencegah perbuatan keji dan mungkar. Barang siapa shalatnya tidak mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar, ia tidaklah bertambah dari Allah kecuali jauhnya. Tidak heran jika Nabi SAW bersabda, "Betapa banyak orang yang melaksanakan shalat, tetapi tidak mendapatkan apa-apa dari shalatnya selain kelelahan dan kepayahan. " Bukankah Nabi SAW juga bersabda, "Tidaklah seorang hamba mendapatkan sesuatu dari shalatnya selain apa yang disadari oleh akalnya." Enam ungkapan Al-Ghazali menghimpun sikap-sikap batin dalam enam ungkapan. Kehadiran hati, pemahaman makna, sikap mengagungkan, rasa takut, rasa harap, dan rasa malu. Kehadiran hati adalah kosongnya hati dari segala sesuatu selain dari apa yang dia kerjakan dan ucapkan. Jadi, ilmu tentang perbuatan dan perkataan selalu mengiringi keduanya. Pikiran pun tidak beredar selain kepada keduanya. Pemahaman terhadap makna perkataan merupakan sesuatu yang berada di balik kehadiran hati, yaitu mengandungnya hati atas ilmu tentang makna lafal. Betapa banyak makna-makna halus yang dipahami oleh orang yang mengerjakan shalat mencegahnya dari perbuatan keji dan munkar. Sikap mengagungkan adalah sesuatu yang berada di balik ke hadiran hati dan pemahaman ser ta meningkatkan keduanya. Rasa takut meningkatkan sikap mengagungkan, yakni rasa takut yang ditumbuhkan oleh pengagungan dan pemuliaan. Rasa harap adalah hasrat untuk mendapat pahala dari Allah SWT. Penyeimbangnya adalah rasa takut terhadap sik saan dari Allah atas kelalaiannya dalam menjalankan syariat-Nya. Terakhir, rasa malu bermakna merasa diri berkekurangan dalam menjalan kan syariat dan merasa banyak dosa. Lantas, apa penyebab hadirnya sikap batin ini? Al Ghazali melanjutkan, kehadiran hati disebabkan oleh perhatian. Ia tidak hadir pada apa yang tidak kita perhatikan. Hati itu tercipta demikian dan tunduk kepada hal tersebut. Ketika dia tidak hadir dalam shalat, ia sedang beredar pada urusan-urusan dunia yang menarik perhatian. Pemahaman disebabkan oleh pemusatan hati untuk memahami makna. Cara memperolehnya, yakni dengan pemusatan pikiran disertai dengan kesiagaan penuh untuk menghalau segala bisikan ketika shalat. Caranya, berlepas diri dari berbagai sebab yang memancing bisikan setan. Sikap mengagungkan disebabkan oleh dua keadaan hati. Pertama, pengenalan tentang ke muliaan dan keagungan Allah Azza wa Jalla. Kedua, pengenalan tentang kehinaan dan kerendah an diri serta kejadian diri sebagai hamba yang ditundukkan dan dipelihara. Rasa takut timbul dari keadaan jiwa yang lahir dari pengenalan terhadap kekuasaan Allah dan keberpengaruhan-Nya dan keterlaksanaan kehendak-Nya. Tanpa disertai dengan menyombongi-Nya. Adapun rasa harap lahir dari pengenalan tentang kelembutan Allah, kemurahan-Nya, kemerataan pemberian-Nya, dan kecermatan ciptaan-Nya. Sementara itu, rasa malu muncul karena adanya perasaan kekurangan dalam beribadah dan mengetahui ketidakmampuan diri untuk menegakkan hak-hak Allah Azza wa Jalla.
TermasukGolongan Orang Sesat. orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang sesat. Firman Allah berkata Dalam shalat jamaah ada suatu pembelajaran bagi orang-orang jahil, peringatan bagi orang yang lalai dan kemaslahatan yang sangat banyak. Bagaimana pendapat kalian jika shalat jamaah itu tidak disyariatkan, dan tidak mungkin Allah
Seringkali kita mendengar mengenai Firman Allah dalam surat Al-Ma’un ayat 4 yang artinya “celakalah orang yang shalat”. Bagaimana yang dimaksud dengan lalai dari salat dan tindakan apa saja yang dikategorikan di dalamnya? Indikasi mempermudah salat dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa hal, yaitu Pertama, sebelum pelaksanaan salat yang dapat dinilai dari aspek 1 Dalam berwudu, tidak memperhatikan tatacara wudhu yang benar, 2 Tidak memperdulikan soal kebersihan tempat dan pakaian yang digunakan untuk salat, 3 Menunda-nunda waktu salat padahal mampu mengerjakannya lebih awal. Kedua, dalam pelaksanaan salat. Mepermudah salat sewaktu pelaksanaan salat, ciri-cirinya antara lain 1 Meniadakan aspek tuma’ninah berhenti sejenak sampai sempurna bacaan doa, 2 Mendirikan salat secara asal-asalan, tidak berusaha menyempurnakan tata cara salat, dari segi rukun maupun sunahnya, 3 Lupa bahwa dengan salat seorang muslim sedang berhadapan dan berdoa kepada Allah. Adapun yang dimaksud dengan lalai dari salat dapat dikategorikan ke dalam dua hal Pertama, lalai pada waktu salat, yaitu tidak untuk mengingat Allah tetapi justru kepada yang lain. Seperti ingat menonton sepak bola, ingat teman dan lain-lain. Padahal Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 14 وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي طه ١٤ dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. Thaha14 Kedua, lalai sesudah salat, dalam artian tidak mampu mewujudkan tujuan salat, yaitu mencegah perbuatan keji dan munkar sebagaimana dinyatakan dalam firman Allah surat al-Ankabut ayat 45 إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ العنكبوت ٤٥ Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Al-Ankabut45 Oleh karena itu dalam mendirikan salat seorang muslim seharusnya 1 Menyempurnakan syarat, 2 Menyempurnakan rukun, 3 Menyempurnakan sunnah, 4 Tepat waktu, 5 Memberi bekas pada pribadi mukmin baik dari segi hubungn vertikal maupun horizontal. Inilah inti dari firman Allah surat al-Mukminun ayat 1-2 قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ ١ الَّذِينَ هُمْ فِي صَلَاتِهِمْ خَاشِعُونَ ٢ المؤمنون ١-٢ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam sembahyangnya. Al-Mukminun1-2 Ketiga, termasuk kategori lalai dari salat, yang mengetahui kewajiban salat tetapi tidak mau melaksanakannya. Wallahu a’lam bishshawab. Sumber Hits 3405
Imamal-Qurthubi berkata: "Dianjurkan bagi seorang pedagang (pengusaha) untuk tidak disibukkan/dilalaikan dengan perniagaan (usaha)nya dari menunaikan kewajiban-kewajibannya, maka ketika tiba waktu shalat fardhu hendaknya dia (segera) meninggalkan perniagaannya (untuk menunaikan shalat), agar dia termasuk ke dalam golongan orang-orang (yang
فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ Arab-Latin Fa wailul lil-muṣallīnArtinya Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, Al-Ma'un 3 ✵ Al-Ma'un 5 »Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarangHikmah Menarik Tentang Surat Al-Ma’un Ayat 4 Paragraf di atas merupakan Surat Al-Ma’un Ayat 4 dengan text arab, latin dan terjemah artinya. Ada aneka ragam hikmah menarik dari ayat ini. Terdokumentasi aneka ragam penjabaran dari banyak mufassir mengenai kandungan surat Al-Ma’un ayat 4, antara lain seperti termaktub📚 Tafsir Al-Muyassar / Kementerian Agama Saudi Arabia4-5. Maka azab berat bagi orang orang yang shalat yang lalai dari shalat mereka, Yakni tidak menegakkannya sebagaimana mestinya dan tidak menunaikannya pada waktunya.📚 Tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid Imam Masjidil Haram4. Maka kehancuran dan siksa bagi orang-orang yang mendirikan salat.📚 Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah4-7. Karena menjaga pelaksanaan shalat merupakan obat bagi masalah-masalah yang telah disebutkan, sebab shalat dapat menahan seseorang dari perbuatan keji dan mungkar; maka Allah menjanjikan kebinasaan dan siksaan bagi orang-orang yang shalat namun melaksanakannya tanpa memperhatikan waktu dan syarat-syaratnya, yang hanya untuk menampakkan amal kebaikan dan shalatnya kepada orang lain; dan ini merupakan salah satu sifat orang munafik. Dan Allah juga menjanjikan siksaan bagi orang-orang yang tidak menunaikan zakat bagi orang-orang yang berhak mendapatkannya, serta orang-orang yang enggan memberi pinjaman suatu barang yang tidak merugikan dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Li Yaddabbaru Ayatih / Markaz Tadabbur di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Umar bin Abdullah al-Muqbil, professor fakultas syari'ah Universitas Qashim - Saudi Arabia4-5 1 . Allah menyebut mereka sebagai orang-orang yang shalat, tetapi justru mereka yang merusak sebutan itu dengan kelalaian mereka dalam mendirikan shalat, lalai dengan keepatan waktunya, atau dengan rukun dan syarat-syarat shalat yang tidak disempurnakan, atau shalat yang didirikan tanpa kekhusyu'an didalamya, ayat ini mencakup semua sifat tersebut, maka barangsiapa yang pada dirinya terdapat semua sifat-sifat itu, sungguh dia telah menjatuhkan diri kedalam kebinasaan dengan kemunafikan yang sempurna. 2 . Ketahuilah wahai hamba semoga Allah membimbingmu kepada ketaatan, sesungguhnya tujuan utama dari perintah shalat adalah keridhoan hati seorang hamba kepada Allah dalam shalatnya, maka jika seseorang mendidikan shalat tanpa menghadirkan hatinya bagaikan tubuh tanpa ruh, hal ini di isyaratkan oleh firman Allah dalam surah ini { فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ , الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ } .📚 Tafsir Al-Wajiz / Syaikh Prof. Dr. Wahbah az-Zuhaili, pakar fiqih dan tafsir negeri Suriah4. Kehancuran, kehinaan dan siksa pada hari kiamat bagi orang-orang shalat yang munafik. Ibnu Mandzur dari Ibnu Abbas tentang firmanNya {Fa Wailul lil musholliin} Dia berkata “Ayat ini diturunkan untuk orang-orang munafik yang memamerkan shalat mereka kepada orang-orang mukmin saat ada mereka, meninggalkan shalat saat tidak ada mereka, dan melarang mereka untuk melakukan pinjaman yaitu sesuatu yang dipinjam”📚 Tafsir Ash-Shaghir / Fayiz bin Sayyaf As-Sariih, dimuraja’ah oleh Syaikh Prof. Dr. Abdullah bin Abdul Aziz al-Awaji, professor tafsir Univ Islam MadinahCelakalah} azab dan kehancuranlah {orang-orang yang shalatMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 Tafsir as-Sa'di / Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa'di, pakar tafsir abad 14 H4-5. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat,” yaitu orang-orang yang konsisten menegakkan shalat, tapi mereka adalah “orang –orang yang lalai dari shalatnya,” yaitu menyia-nyiakannya, tidak shalat hingga waktunya berlalu dan tidak memenuhi rukun-rukunnya. Hal itu disebabkan mereka tidak mengindahkan titah Allah, karena mereka menyiakan-nyiakan shalat yang merupakan ketaatan paling utama. Melalaikan shalat membuat pelakunya berhak mendapatkan celaan dan hinaan. Lain halnya dengan lupa pada pada saat shalat, karena siapa saja bisa lupa, termasuk Nabi sendiri.📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Prof. Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan, anggota Lajnah Daaimah Komite Fatwa Majelis Ulama KSAKemudian orang ketiga yang termasuk dalam golongan pendusta agama adalah orang yang memandang remeh perkara shalat, yakni mereka lalai dengan kewajiba shalat, dalam ayat ini Allah menyebut mereka orang yang shalat akan tetapi dengan sikap yang tidak sepatutnya mereka lakukan, sdangkan orang yang tidak shalat adalah dari golongan orang-orang kafir, { فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ } Kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, Ancaman ini ditujukan kepada orang yang lalai dalam melaksanakan shalat, menganggap shalat adalah perkara biasa, lalu bagaimana dengan mereka yang benar-benar tidak melaksanakan shalat ?📚 Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H4-5. Kemudian Allah 'Azza Wa Jalla berfirman فَوَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ " Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang salat," Wail Ini adalah kata untuk mengancam, kata ini sering terulang dalam al-Quran. Makna ayat ini adalah, ancaman berat atas mereka الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ "yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya," Mereka melakukan shalat bersama orang-orang atau sendiri-sendiri akan tetapi mereka الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ "yaitu orang-orang yang lalai dari salatnya," Maknanya Mereka terlalaikan darinya, tidak melaksanakannya sebagaimana mestinya, mereka menunda-nundanya dari waktu terbaiknya, tidak menyempurnakan ruku'nya, sujudnya, berdirinya, dan duduknya, mereka tidak membaca apa-apa yang wajib dibaca baik itu bacaan dzikir atau pun al-Quran. Apabila dia memasuki shalatnya ia lalai. Hatinya berjalan-jalan ke kanan dan ke kiri, ia lalai dari shalatnya, ini tercela, yang lalai dari shalatnya dan meremehkannya tidak diragukan bahwa ini tercela, sedangkan yang luput dalam shalat maka tidak dicela. Perbedaan antara melalaikan dan luput adalah bahwa yang luput adalah orang lupa sebagian shalat, lupa jumlah raka'at, lupa terhadap sebagian kewajiban-kewajiban shalat atau yang sebagainya. Oleh karena pernah terjadi keluputan pada Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam, padahal beliau adalah orang yang paling sergap dalam shalatnya, bahkan Beliau shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda وَجُعِلَتْ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ " Dan telah dijadikan penyejuk pandangan mataku ada di dalam shalat"1 walau demikian beliau lupa dalam shalatnya, karena luput dalam sesuatu artinya adalah lupa sesuatu yang tidak dicela. Sedangkan yang lalai dari shalatnya maka dia adalah yang menyengaja meremehkan dalam shalatnya, dan termasuk kelalaian dalam sholat adalah orang-orang yang meninggalka sholat jama'ah, mereka ini tidak diragukan lagi adalah orang-orang yang lalai, mereka masuk dalam ancaman ini. 1 Dikeluarkan An-Nasaaiy 3939 dari hadits Anas Bin Malik radhiyallaahu 'anhu dan dinyatakan shahih oleh al-Albaniy dalam shahih al-Jaami' 3214Mau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang📚 An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-SyawiSurat Al-Ma’un ayat 4 4-7. Kemudian Allah mengabarkan celakanya dan adzab bagi orang yang shalat, yang mengabaikan waktunya, dan yang tidak mengerjakannya untuk mencari wajah Allah, dan yang secara dzahir mereka beramal dengan amalan shalih karena ingin dipuji manusia, dan mereka yang menghalangi apa yang tidak menjadi kebiasaan untuk dilarang, seperti melarang menggunakan bejana-bejana dan selainnya dari apa yang tidak membahayakan ketika digunakan. Berkata Syaikh Ibnu Utsaimin pada pelajaran yang sama di masjidil Haram Kita bersyukur Allah tidak mengatakan Celaka bagi orang yang shalat, yaitu mereka yang في di dalam shalatnya lalai; Sebab tidak akan selamat seorangpun dari kelalaian dalam shalatnya, bahkan Nabi juga telah lalai dalam shalatnya lebih dari empat kali. Kemudian Allah berfirman Pertama, فَوَيْلٌۭ لِّلْمُصَلِّينَ. Kedua ٱلَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ, karena para ulama berselisih akan hal itu, yang aku Syaikh Ibnu Utsaimin maksud adalah dalam memisah dan berhentinya bacaan, dan jika yang mendengarkan, mendengar berhenti setelah ayat فَوَيْلٌۭ لِّلْمُصَلِّينَ, akan terkejut keheranan dan bertanya kenapa demikian ? Dan didatangkan jawaban pada ayat yang setelahnya. Adapun barangsiapa yang tidak shalat, maka tidak ada kecelakaan baginya; Akan tetapi kafir dan kekal dalam neraka.📚 Tafsir Ringkas Kementrian Agama RI / Surat Al-Ma’un Ayat 44-5. Maka binasa dan celakalah orang yang salat yang memiliki sifat-sifat tercela berikut. Yaitu orang-orang yang lalai terhadap salatnya, di antaranya dengan tidak memenuhi ketentuannya, mengerjakannya di luar waktunya, bermalas-malasan, dan lalai akan tujuan pelaksanaanyaMau dapat pahala jariyah dan rezeki berlimpah? Klik di sini sekarang Demikian bermacam penafsiran dari berbagai ulama mengenai makna dan arti surat Al-Ma’un ayat 4 arab-latin dan artinya, moga-moga membawa faidah untuk kita. Dukung dakwah kami dengan memberi backlink ke halaman ini atau ke halaman depan Artikel Paling Sering Dikunjungi Terdapat ratusan konten yang paling sering dikunjungi, seperti surat/ayat Al-Isra 32, Al-Fatihah, Al-Hujurat 13, Yusuf 28, Al-A’la, Seribu Dinar. Juga Al-Kafirun, Al-Falaq, An-Naba, Adh-Dhuha, Do’a Setelah Adzan, Al-Qadr. Al-Isra 32Al-FatihahAl-Hujurat 13Yusuf 28Al-A’laSeribu DinarAl-KafirunAl-FalaqAn-NabaAdh-DhuhaDo’a Setelah AdzanAl-Qadr Pencarian zalzalah, yasin 40 artinya, surah al insyirah ayat 5, qs adz dzariyat 56, arti surat al lahab Dapatkan amal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat. Plus dapatkan bonus buku digital "Jalan Rezeki Berlimpah" secara 100% free, 100% gratis Caranya, salin text di bawah dan kirimkan ke minimal tiga 3 group WhatsApp yang Anda ikuti Silahkan nikmati kemudahan dari Allah Ta’ala untuk membaca al-Qur’an dengan tafsirnya. Tinggal klik surat yang mau dibaca, klik nomor ayat yang berwarna biru, maka akan keluar tafsir lengkap untuk ayat tersebut 🔗 *Mari beramal jariyah dengan berbagi ilmu bermanfaat ini* Setelah Anda melakukan hal di atas, klik tombol "Dapatkan Bonus" di bawah
. orang yang lalai dalam shalatnya termasuk golongan orang yang